Detik-detik menjelang kepulangan... nge-post dulu, ah ^__^
So, baruu aja menyelesaikan novel lagi. "Oeroeg" oleh Hella S. Haase. Aku udah membaca buku setebal 144 halaman ini, entah yang ke-berapa kalinya. Pesona novel ini oke banget, pantas lah kalau menjadi World Classic. Must Read!
Judul : Oeroeg
Penulis : Hella S. Haase
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama (1948)
Genre : Novel
The Story
Kisah "aku", seorang Belanda kelahiran Indonesia, dan Oeroeg, seorang pribumi.
Resensi novel:
"Tidak bisa kubayangkan seberapa sepi masa kanak-kanakku bila Oeroeg tidak ada. Biarpun ayahku administrateur perkebunan dan Oeroeg hanya anak mandor, kami selalu bermain bersama.
Namun ketika kami beranjak besar, Oeroeg mulai menjaga jarak dariku, karena aku orang Eropa dan ia hanyalah inlander..."
Personal Note
Seperti biasa, nemu buku ini ketika ada bazaar di Gramedia-Sudirman, Yogyakarta. Kalo tidak salah ingat harga buku ini sekitar Rp 5.000,- atau Rp 10.000,-. Harga yang teramat sangat murah untuk cerita sekelas ini. Entah kenapa, aku sangat terkesan dengan novel ini. Entah berapa kali aku baca, dan selalu berkesan. aku sampai hafal dengan alur ceritanya.
Mungkin karena tokoh utamanya adalah "aku", (serius, hingga akhir novel, aku tidak pernah tahu nama tokoh utamanya.) seolah-olah aku menjadi tokoh sentral. Mungkin juga, membaca cerita ini seperti mengenang kisah nyata seseorang ketika kecil. Suasana, peristiwa sangat nyata diceritakan. Ternyata, cerita ini memang diilhami oleh kisah nyata penulis Helen Haase yang memiliki masa kecil di Indonesia. Mungkin juga kalimat pertama dari novel ini yang begitu dahsyat, "Oeroeg kawanku."
Terlepas bahwa ini adalah literatur yang berlatar belakang sejarah pendudukan Belanda di Indonesia, kisah "aku" dan Oeroeg sangat membekas di pikiran. Ada kalimat penutup tentang Oeroeg dan Helen Haase yang membekas...:
"Mengapa Oeroeg? Oeroeg dapat digunakan untuk menggambarkan tanah longsor. Secara kiasan, tanah longsor berarti : perubahan tak berdasar yang menimbun dan memusnahkan semua yang sebelumnya ada. Dan dalam konteks ini, Oeroeg berarti perpisahan dengan tanah kelahiranku."