Ola! ^_^
Mumpung masih semangat, lanjut teruuussss.... ^^
Sebelumnya, aku membahas tentang The Coffee Shop Chronicle,
sekarang aku pengen mengulas tentang novel yang lama tapi edisi baru. Nah lho?!
Judul novel ini pastilah sangat tekenal di kalangan pelajar, tokoh maupun
ceritanya juga seringkali masuk dalam ujian Bahasa Indonesia SMP atau SMA. Aku
lupa-lupa ingat pernah membacanya sewaktu SMP atau SMA, tapi waktu itu, pesan
moralnya belum merasuk ke sanubari... wkwkwkwkwk ^_^
Novel ini sebenarnya kubeli sebelum The Coffee Shop
Chronicle, tapi baru kubaca setelahnya... Robohnya
Surau Kami, itulah judul novelnya. Pasti pernah dengan,kan? Novel karangan A.A. Navis ini lumayan
terkenal, setidaknya sering nongol di
soal ujian bahasa Indonesia..
Judul :
Robohnya Surau Kami
Penulis :
A. A. Navis
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Genre : Kumpulan cerpen
The Story
Buku ini berisi beberapa cerpen hasil tulisan A. A. Navis.
Kebanyakan dari semua cerpen dalam buku in berlatar belakang jaman perang
kemerdekaan, terkadang masih dijumpai penjajah Jepang. Semua cerita mengambil
tempat di Sumatera Barat, adat Minangkabau sangat kental dalam setiap bahasa
dan cerita.
Diawali dengan cerita si Kakek penjaga surau, hingga orang gila yang membantu evakuasi korban kecelakaan kereta api, cerita tentang topi helm, ada banyak cerita yang sarat akan moral, dan dapat diaplikasi di dunia kerja hingga dunia rumah tangga.
Personal Note
Aku kagum akan setiap cerita yang ada dalam buku ini, dan akhirnya
aku sadari mengapa buku ini sangat terkenal dan masuk dalam pengajaran Bahasa
Indonesia. Semua cerita dalam buku ini mengandung pesan moral yang sangat
dalam. Namun sayangnya karena yang seharusnya membaca buku ini adalah anak SMP
dan SMA, pesan moral yang terkandung dalam setiap cerita kurang mengena pada
anak-anak tersebut... *sama aja kaya jaman aku SMP dan SMA dulu* Pelajar
seringkali hanya menghafalkan nama tokoh dan salah satu ceritanya, tanpa
benar-benar mengerti maksud dari ceritanya. Setelah aku membacanya, di kondisi
ku sekarang, aku benar-benar “nyesek” bacanya. Seringkali aku merasa tertampar,
karena walopun jaman sudah banyak berubah dari jaman cerita itu, tapi
kemanusiaan ga pernah berubah. Yah, berubah juga dink, karena kemanusiaan di
jama sekarang sudah teramat sangat langka... ~_~
Must Read Book! Definitely..! ^_^
Saat aku melihat toko buku, rasa-rasanya banyak buku-buku
karya sastra penulis jaman dahulu yang dicetak ulang, seperti “Catatan Pinggir”,
Buku-buku Pramoedya Ananta Toer, yang sudah banyak diterjemahkan ke bahasa
asing, tapi sampai sekarang aku belum sempat membacanya. Memalukan sebenarnya,
karena orang luar negeri mungkin memakai buku-buku tersebut jadi bacaan wajib,
tapi kita yang satu bangsa dengan Pramoedya, malah mungkin belum baca *termasuk
diriku, yang lupa buku ketiga dari tetralogi tsb*
Hmm, mumpung masih dalam euforia baca buku lama, jadi pengen
beli “Catatan Pinggir”, buku yang kubaca semasa SMA.. ^__^
No comments:
Post a Comment